sea

sea
java sea

Kamis, 27 September 2012

FILSAFAT, ILMU, DAN FILSAFAT ILMU

Bab III FILSAFAT, ILMU, DAN FILSAFAT ILMU 3.1 DESKRIPSI Filsafat adalah suatu pengetahuan yang bersifat eksistensial artinya sangat erat hubungannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Kata ilmu merupakan terjemahan dari kata “science” artinya “to know”. Pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukan ilmu pengetahuan alam yang bersifat kuantitatif dan objektif. Filsafat ilmu merupakan bagian epistomoligi (filsafat pengetahuan)yang secara spesifikasi mengkaji hakikat ilmu (penngetahuan ilmiah) atau dengan kata lain filsafat ilmu. 3.2 TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan pembelajaran ini menjelaskan tentang pengertian filsafat dan cabang-cabangnya, ilmu, filsafat ilmu yang selalu melakukan pencarian dan penemuan hakikat dari seluruh kenyataan (reality). 3.3 PENGERTIAN DAN KEGUANAAN FILSAFAT Pengertian filsafat dapat dipilahkan kedalam dua garis besar, yaitu secara etiomologi dan secara terminology. 3.3.1 Pengertian Secara Etimologi Pengertian etimologis dari istilah filsafat berarti cinta kenijaksanaan atau love of wisdom dalam arti yang sedalam-dalamnya. 3.3.2 Pengertian Secara Terminology Pengertian terminologis merupakan uraian yang menjelaskan batasan-batsan definisi yang disusun oleh sejumlah filsuf dan ahli filsafat. 1. Plato berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli. 2. Aristoteles filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang didalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika(filsafat keindahan). 3. Rene Descartes filsafat adalah kumpulan semua pengetahuan di mana Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan 3.3.3 Kegunaan Filsafat kegunaan filsafat dapat dibagi menjadi dua, yakni: 1. kegunaan secara umum dimaksudkan manfaat yang dapat diambil oleh orang yang belajar filsafat dengan mendalam sehingga mampu memecahkan masalah-masalah secara kritis. 2. Kegunaan secara khusus dimaksudkan untuk memecahkan suatu objek di Indonesia. 3.3.4 Cabang-Cabanng Fisafat Cabanng-cabang filsafat yang diurakan pada bagian ini adalah: 1. (i) Epistomologi, (ii) Metafisika, (iii) Logika, (iv) Etika; dan (v) Estetika 3.3.5 Ruang Lingkup Filsafat Filsafat dapat ditentukan ruang lingkupnya dalam dua objek yaitu: 1. Objek material filsafat ialah segala sesuatu yang dipermasalahkan 2. Objek formal filsafat adalah bersifat non-fragmentaris, karena filsafat mencari pengertian realita secara luas dan mendalam. 3.3.6 Karakteristik Pemikiran Kefilsafatan Karakteristik atau cirri-ciri pemikiran kefilsafatan antara lain: 1. Pemikiran yang bebas dan sebebas bebasnya, (ii) Pemikiran yang rasional dan kritis , (iii) Pemikiran yang esensial , (iv) Pemikiran yang abstrak , (v) Pemikiran yang radikal, (vi) Pemikiran yang holistic, (vii) Pemikiran yang continue, (viii) Pemikiran yang “inquiry”, (ix) Pemikiran yang “questioning”, (x) Pemikiran yang analisis dan diskonstruksi, (xi) Pemikiran spekulatif, (xii) Pemikiran yang inventif, (xiii) Pemikiran yang sistematik 3.4 PENGERTIAN ILMU DAN FILSAFAT ILMU Ilmu merupakan suatu perangkat fundamental dalam penciptaan peradaban. Pengetahuan manusia yang bersifat alamiah (natural) kemudian dikonstruksi menjadi teori-teori yang dapat memberikan konklusi bagi setiap persoalan-persoalan kehidupan. 3.4.1 Definisi Ilmu Dalam kamus istilah ilmiah dirumuskan pengertian sciences and technology sebagai “the study of natural sciences and the application of the knowledge for partical purpose” yang artinya adalah penelahaan dari ilmu alam dan penerapan dari pengetahuan ini untuk maksud praktis. 3.4.2 Cabang-Cabang Ilmu Ilmu berkembang pesat dengan cabang-cabangnya, pada dasarnya cabang-cabang ilmu tersebut berkembang dari dua cabang utama yakni, filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam (the natural science) dan filsafat moral yang kemudian berkembang ke dalam cabang-cabang ilmu sosial (the sosial science). 3.4.3 Macam-Macam Ilmu Penngetahuan Di Dalam Undang-Undang Pokok Pendidikan tentang Perguruan Tinggi Nomor 22 Tahun 1961 di Indonesia mengklasifikasikan ilmu pengetahuan atas empat kelompok ilmu sebagai berikut: (i) ilmu agama/kehormatan, (ii) ilmu kebudayaan, (iii) ilmu sosial, dan (iv) ilmu eksakta. 3.4.4 Objek Material Objek dari ilmu itu sendiri adalah ilmu merupakan suatu berkah penyelamat bagi umat manusia. Netralitas ilmu terletak epistemologinya, jika hitam katakan hitam, jika putih katakan putih; tanpa berpihak pada siapa pun selain kebenaran. 3.5 FILSFAT ILMU The Liang Gie mendefinisikan bahwa filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi kehidupan manusia. 3.5.1 Sejarah Filsafat Ilmu Lahir pada abad ke-18 cabang filsafat yang disebut sebagai filsafat pengetahuan di mana logika, filsafat bahasa, matematika, metodologi. 3.5.2 Ruang Lingkup Filsafat Ilmu Filsafat ilmu sampai tahun Sembilan puluhan telah berkembang pesat sehingga menjadi bidang pengetahuan yang amat luas dan sangat mendalam. 3.5.3 Perbedaan, filsafat, ilmu, dan filsafat ilmu Filsafat merupakan cara berpikir yang kompleks, suatu pandangan atau teori yangn sering tidak bertujuan praktis, tetapi teoretis. Ilmu merupakan salah satu dari pengetahuan manusia. Fiolsafat ilmu adalah segenap pemikiran yang reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. 3.5.4 Tujuan Pendidikan Filsafat Dan Filsafat Ilmu Adapun tujuan dilaksanakan pembelajaran filsafat ilmu adalah; (i) kembali kepada kesadaran berpikir kefilsafatan, (ii) merespon isu krisis ilmu pengetahuan, (iii) mengoreksi Paham Positivisme dan pragmatisme, (iv) member dasar-dasar filosofis bagi ilmu yang baru, (v) melakukan falsifikasi terhadap imu, (vi) membangun paradigma yang baru, (vii) mengoreksi konsep dan teori lama, (viii) menumbuh kembangkan moralitas dan integritas manusia mendasarkan pada ilmu pengetahuan yang dikuasainya. 3.5.5 Hubungan Filsafat, Ilmu, Filsafat Ilmu Dengan Antropologi Antropologi membahas segala aspek hubungan manusia. Filsafat menelaah segala yang mungkin dipikirkan oleh manusia. 3.5.6 Hubungan Filsafat, Ilmu, Dan Filsafat Ilmu Dengan Ilmu Politik Politik dapat dikatakan sebagai filsafat karena dalam mempelajari politik diperlukan cara berfikir yang kompleks sistematis serta politik adalah sebuah ilmu yang menyangkut salah satu aspek kehidupan manusia berkaitan dengan kemenangan yang perlu dianalisis secara kritis. 3.5.7 Hubungan Antara Ilmu Alam, Sosial, Dan Humaniora Pengertian humaniora menjadi hubungan trisula atau bercabanng menjadi tiga, yakni: (i) hubungan manusia denngan sang khalik; (ii) hubungan manusia dengan sesamanya, dan dengan alam; (iii) hubungan denngan alam baik makhluk jasad-jasad hidup, maupun benda-benda mati. 3.6 RINGAKASAN Filsafat, secara etimologi berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam pengertian yang sedalam-dalamnya. Ruangan lingkup filsafat dipilahkan dalam dua objek yaitu; (i) objek formal, dan ; (ii) objek material. Objek dan ruang lingkup ilmu membatasi pada pengkajian. Filsafat alam yang kemudian menjadi kumpulan ilmu-ilmu alam (the natural science). Filsafat ilmu adalah teory of science (teori ilmu), meta science (adi-ilmu), science of science (ilmu tentang ilmu). Filsafat ilmu menampung permasalahan yang menyangkut berbagai hubungan keluar dan kedalam yang terdapat dalam kegiatan ilmiah. Ruanng lingkup filsafat ilmu menurut para filsuf antara lain: (i) ilmu mempunyai empat bidang konsentiasi; (ii) ilmu mempunyaibebrapa bidang yaitu logika ilmu, ilmu keamalan; (iii) ada tiga bidang filsafat ilmu (Israel schaffler); (iv) filsafat ilmu dianggap mempunyai dua komponen uatama (U.C Smart) Perbedaan filsafat, ilmu, dan filsafat ilmu antara lain adalah: filsafat itu membahas akal budi murni. Hubungan filsafat, ilmu, filsafat ilmu dengan antropologi dan ilmu politik antara lain antropologi membahas segala aspek tentang manusia sedangakn filsafat menelaah tentang segala yang mungkin dipikirkan manusia. Ilmu politik mempelajari salah satu aspek kehidupan manusia antara manusia tentang kewenangan sehingga diperlukan analisis yang jelas dalam menelaahnya. Ilmu politik merupakan suatu bidang pengetahuan campuran pengembangannya bergantung pada hhubungan timbal balik dan saling penngaruh antara filsafat dan ilmu Bab ii A. SUMBER FILSAFAT Di dunia Barat yang mula-mulanya berfilsafat adalah orang-orang Yunani. Plato mengatakan bahwa filsafat mulai dengan ketakjuban, dengan keheranan. Segala sesuatu yang dihadapinya yang belum jelas. Kanak-kanaklah yang hidup penuh keheranan dengan mengajukan bermacam pertanyaan kepada ibunya, ayahnya, neneknya, kakeknya, dan lain-lain, misalkan, Kenapa matahari tiap pagi terbit dan tiap malam hilang? Kalau di zaman purba filsafat mulai dengan keheranan, maka di zaman modern, mulai dengan Discartes, ia biasanya mulai dengan kesanngsian. Sutan Takdir Alisjahbana mengatakan, bahwa sangsi itu adik dari tidak percaya. Kesangsian adalah antara percaya dan tidak percaya. Kata yang berasal dari bahasa asing untuk sangsi ialah skeptic istilah yang menunjuk pengertian paham, yakni skeptisisme. Dalam filsafat lama skeptisisme merupakan aliran filsafat, dalam filsafat modern ia merupakan sumber atau pangkal filsafat. Potagoras mendalikan ukuran segala sesuatu. Tangkapan pancaindra manusia berubah-ubah, pikirannya dan pandangannya. Pascal menyangsikan, bahwa manusia akan dapat mengetahui apa sebenarnya dunia itu. Pada filsafat lama, kesangsian itu merupakan akhir filsafat sehingga terbentuklah aliran kesangsian. Pada filsafat modern ia merupakan awal filsafat. Ditemukanlah kebenaran, berhentilah pikiran, tersusunlah system pengetahuan yang menghasilkan kebenaran dengan berpikir, yaitu suatu filsafat sejarah filsafat adalah sejarah perkembangan pikiran manusia. Dapat pula ia dikatakan sejarah kesangsian manusia dalam usahanya mencari kebenaran dari tersebut dengan kebenaran. B. FILSAFAT, ILMU, KEBUDAYAAN, DAN AGAMA 1. Filsafat dan Ilmu Filsafat Yunani cdan filsafat Islam memang kabur batas filsafat dan ilmu. Kata ilmu berasal dari kata bahsa Arab (alima) dan berarti pengetahuan. Ilmu adalah pengetahuan. Denngan “pengetahuan ilmu” dimaksud pengetahuan yang pasti, eksak dan betul-betul terorganisasi. Ilmu merupakan perkembangan lanjut dan mendalam dari pengetahuan indra. Ilmu haruslah sistematis dan berdasarkan metodologi dan berusaha mencapai generalisasi. Ada beberapa macam jenis ilmu: A. ilmu praktis, mempelajari hubungan sebab-akibat untuk diterapkan dalam alam kenyataan. B. ilmu praktis normative, member ukuran-ukuran dan norma-norma. C. ilmu praktis positif, sesuatu atau tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencapai hasil tertentu. D. ilmu spekulatif ideografis, mengaji kebenaran objek dalam wujud nyata dalm ruang dan waktu tertentu. E. ilmu spekulatif-nomotetis, mendapatkan hokum umum. F. ilmu spekulatif-teoretis, memahami kausaliatas. Tujuannya memperoleh kebenaran dari keadaan atau peristiwa tertentu. Baik ilmu ataupun filsafat sama-sama mencari pengetahuan yang benar. 2. Filsafat dan Kebudayaan Suatu kebudayaan ialah cara berpikir dan cara merasa, yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia,dari perbandingan teori kultur universal dapat pula membagi kebudayan dalam tujuh faset atau cabang kebudayaan, yakni: sosial, ekonomi, politik, ilmu, dan teknik, seni, filsafat dan agama. 3. Filsafat dan Agama Hubunngan filsafat dengan agama dan peranannya terhadap agama. Ada dua kategori agama: 1) agama budaya (yang disebut oleh kepustakaan Barat dengan natural religion). 2) agama langit (disebut oleh kepustakaan revaled religion). Agama budayalah yang lahir dalam kebudayaan. Agama langit diturunkan dari langit. Yang pertama dibentuk oleh filsafat masyarakat. Persamaan lain antara filsafat dan agama ialah, masin-masing merupakan sumber nilai, terutama nilai-nilai etika. Perbedaan besar antara filsafat dan agama, antara suatu filsafat dengan filsafat lain. C. TEORI, ALIRAN DAN JENIS-JENIS PENGETAHUAN 1. Teori Pengetahuan Henderson (dalam Sadulloh, 2003;98) mengemukakan, bahwa; The rationalist argue that our sense give us but the raw material from which knowledge comes. Knowledge, say the, is not to be found in principle, which our sense cannot possibly furnish us; the main it self is active, an organizer and systematize of oru sensory experience. For the rationalist, mathematic furnishes the correct pattern for thought. Jadi, rasionalisme mendasari, teori pengetahuan idealism mengemukakan, bahwa indra kita hanya memberikan materi mentah bagi pengetahuan. Ada beberapa teori yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan apakah pengetahuan itu benar atau salah, yaitu: 1) teori korespondensi, 2) teori koherensi, dan 3) teori pragmatisme. 2. Aliran-Aliran Dalam Masalah Pengetahuan Persoalan pengetahuan dengan sumber-sumber pengetahuan, dijawab oleh aliran-aliran berikut ini: a. Rasionalisme, berpandangan bahwa semua pengetahuan bersumber pada akal. Rasionalisme mendasarkan metode deduksi, yaitu cara memperoleh kepastian langkah-langkah metodis dari hal-hal yang bersifat umum untuk mendapatkan yang bersifat khusus. b. Empirisme, berpendirian bahwa semua pengetahuan diperoleh lewat indra. c. Realisme, adalah aliran adalah ruang waktu sebagai dua bentuk pengamatan 3. Jenis-jenis Pengetahuan Manusia berusaha mencari pengetahuan dan kebenaran, yang dapat diperoleh dengan melalui bnebrapa sumber: a. Penegtahuan wahyu Manusia memperoleh penngetahuan dan kebenaran atas dasar wahyu yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. b. Pengetahuan intuitif Pengetahuan intutif diperoleh manusia dari dalam dirinya sendiri, pada saat ia menghayati sesuatu. c. Pengetahuan rasional Pengetahuan rasional merupakan pengetahuan yang diperoleh dari latihan rasio/akal semata, tidak diertai dengan observasi terhadap peristiwa-peristiwa factual. d. Pengetahuan empiris Pengetahuan empiris diperoleh atas bbukti pengindraan dengan penglihatan, pendengaran, dan sentuhan indra-indra lainnya. e. Pengetahuan otoritas f. Suatu pengetahuan itu bnar-benar karena telah mengeceknya di luar diri kita, melainkan telah dijamin oleh otoritas (suatu sumber yang beribawa, memiliki wewenang, memiliki hak) di lapangan. D. METODE ILMIAH Kata metode berasal dari kata Yunani: “meta”=jalan; ”bodos”=melalui”meta+bodos”=sepanjang jalan. Dalam ilmu pengetahuan, metode adalah cara bekerja menurut aturan-aturan yang berdasarkan pada objeknya. 1. Guna Metode Klasifikasi metode Untuk menemukan A. Metode Untuk mengajarkan Ilmu pengetahuan B. Metode Autoritas Empiris C. Metode Rasional Konstruksi D. Metode Sistematisasi 2. Metode Kebimbangan Orang tidak bimbang terhadap sesuatu kebenaran tetapi seiring bertindak seolah-olah bimbang terhadap suatu kebenaran. Adapun sebavnya adalah sebagai berikut: a. Kebimbangan umum itu sebenarnya tidak mungkin b. Orang yang tenggelam dalam kebimbangan umum, mustahil dapat keluar. 3. Metode Dalam Ilmu Pengetahuan Ilmu pengetahuan adalah kumpulan mengenai suatu hal tertentu (objek). Ilmu pengetahuan itu mencari yang umum dan yang mutlak. Ilmu pengetahuan itu mencari yang umum pada barang. Yang mutlak, hukum-hukum itu adalah realitas-realitas yang mutlak secara methapysis, physis atau moral. 4. Metode Ilmu Pengetahuan Alam kodrat Ilmu pengetahuan alam kodrat ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Ilmu pengetahuan alam kodrat yang anorganis: 1. Fisika, dan 2. kimia b. ilmu pengetahuan alam kodrat yang organis. Yaitu mempelajari tentang gejala-gejala yang khusus terdapat pada benda-benda hidup (Ilmu pengetahuan biologis). Adapun ilmu pengetahuannya melalui empat fase sebagai berikut: a. observasi (pengematan) b. hipotesis 1. syarat-syarat apriori bagi hipotesis 2. tugas hipotesis c. eksperimen (percobaan) d. induksi 1. induksi lengkap 2. induksi tidak lengkap

LANGKAH MEMAHAMI PROSA

Langkah memahami prosa Memahami fiksa-baik itu cerpen, novel, maupun buku baca-; hakikatnya memahami unsur yang memangunnya. Unsur pembangun fiksi yang tetap mencakup: (1) tema, (2) plot, (3) setting, (4) tokoh dan penokohan, (5) point of view, (6) bahasa dan style, dan (7) pesan. Unsur ini merupakan unsur intrinsic sebuah fiksi. Entrinsikalitas prosa fiksi itu sendiri mencakup (1) pendidikan, (2) sosial budaya,(3) sosial masyarakat, (4) politik, (5) ekonomi, (6) adat, (7) filsafat, (8) ilmu pengetahuan, dan seterusnya. A.PENGANTAR RASIONALISASI 1.Memahami Booming Fiksi Para remaja kita, terhenyak dengan kehadiran novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman dan Lascar Pelangi karya Andrea Hirata. Mengapa tiba-tiba kedua novel ini mendapat tempat dihati masyarakat? Sebelumnya, remaja perkotaan dan sebagian kota kecil seperti terhipnotis dengan novel Harry Potter karya JK. Rowling mengapa novel-novel Indonesia yang serius tidak memiliki suspensi seperti ketiga novel diatas?. Pertama, ketiga novel tersebut berkelindan dalam kemasan kapitalisasi. Artinya, pemasran ketiga novel itu didukung oleh, kekuatan media besar yang luar biasa. Kedua, ketiga cerpen tersebut mau tidak mau bergulat di wilayah bawah sadar masyarakat. Ayat-Ayat Cinta sejak awal pengarangnya memang membidik pembaca muhammadiyah yang jumlahnya sekitar 40 juta penduduk. Sementara, Laskar Pelangi menyuguhkan romantisme hidup dunia pendidikan yang nyaris menjadi bagian terbesar bangsa Indonesia. Sebuah balutan kemiskinan, heroisme seorang guru perempuan yang mempunyai etos dan keuletan di satu sisi dan di satu sisi lainnya sekelompok pelajar yang kemudian berhasil berpijar. Sementara, Harry Potter, bercerita tentang kompleksitas hidup yang nyaris lebih sempurna: cinta, mitos, persahabatan, petualangan, perjuangan, kecerdikan, humanitas, dan seterusnya. Ketiga, novel ini difilmkan dengan media film, maka budaya keterbacaan diterobos , artinya mereka yang tidak suka membaca bias menonton, dan lebih dari itu. Nah sebenarnya ada potensi besar dengan keberadaan booming novel-novel itu. Mestinya dapat dioptimalkan oleh komponen dunia pendidikan untuk mendekatkan dunia apresiasi di kalangan pelajar. Kelemahannya, kecendrungan guru tidak lebur dalam budaya massa yang sesungguhnya berpotensi meningkatkan ketajaman hati, kelembutan rasa, dan kekokohan kemanusian kita. 2.Mengenal Fiksi Sebagai Fakta Imajinasi Sebagaimana galib disadari bahwa fiksi ada potret realita sosial maka membacanya sesungguhnya mengamati realita sosial itu sendiri. Dalam teori sastra dikenal adanya teori mimesis, bahwa karya sastra itu merupakan tiruan dari kejadian reallita sosial. Sementara itu, teori memandang bhawa pengarang dengan pergulatannya dalam realita itu memiliki kesan kemudian bersikap dan berekspresi. Pengarang menyurakan letupan batin terkit dengan kenyatan sosial. Dengan logika demikian maka membaca prosa fiksi tentunya kita akan bergulat dengan sejumlah nilai yang akan memperkaya imajinasi. Kita pernah membaca Layar Terkembang dan Siti Nurbaya, Layar Terkembang adalah sebuah potret realita masa perjuangan dengan gerakan sosial. Sementara Siti Nurbaya potret kekuatan adat yang memberangus cinta seoranng Siti Nurbaya. Kedua novel itu berbicara makna, nilai, dan pesan-pesan terpenting dalam kehidupan dunia kehidupan.kesalahan selama ini, pelajar tidak didekatkan, tetapi di hafalkan. Jarang secara subsitantif merefleksikan realitasosial dengan membandingakan dengan dokumen sejarah misalnya, membongkar Layar Terkembang dari sudut remaja untuk menggali makna kehidupan. 3.Hindarkan kognifikasi prosa Seiring pembelajaran prosa fiksi di sekolah terjebak pada kognifikasi. Artinya, pembelajaran satra tidak melibatkan emosi, empati, dan imajinasi. Apa cerpen itu? Banyak pengertian yang dikemukakan para ahli yang dapat didiskusikan. Mochtar Lubis bilang, bahwa yang dimaksudkan cerita pendek itu memiliki parameter berikut (i) ia harus mengandung interpretasi pengarang tentang konsepsinya mengenai penghidupan, baik langsung maupun tidak langsung, (ii) ia harus menimbulkan suatu hempasan dalam ppikiran pembaca, (iii) ia harus menimbulkan perasaan pada pembaca bahwa pembaca mereka terasa terharu oleh jalan cerita, (iv) ia harus mengandung perincian dan insiden-insiden yang dipilih dengan sengaja, dan yang menimbulkan pertanyaan –pertanyaan dalam pikiran pembca. Hb. Jassin bilang, cerita pendek itu harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian , dan penyelesian. The Liang Gie dan Widyamartayabilang, cerita pendek itu merupakan cerita khayali berbentuk prosa yang pendek, biasanya dibawah 10.000 kata, bertujuan menghasilkan kesan kuat dan mengandung unsure-unsur drama. Sedangkan menurut Mohammad Diponegoro cerita pendek itu (1) harus pendek, seberapa? Sekali duduk, antri karcis, dan menunggu teman misalnya; (2) cerpen itu mengalir dalam arus untuk menciptakan efek tunggal dan unik; (3) cerita pendek harus ketat dan padat; (4) cerpen itu harus menimbulakan kesan yang selesai, tidak lagi mengusik dan menggoda. Untuk itulah, berikut diungkapkan langkah-langkah praktis apresiasi yang lebbih menekan pada proses pergulatan. Langkah-langkah yang bukan sebuah hierakhis jejak tetapi peta untuk menemukan isi, nilai, dan pesan sebuah karya fiksi. Belum banyak buku yang menyuguhkan teknik ini kalau tak mau dibilang langka keberadaanya. Karena itu, langkah-langkah ini menjadi penting unutk dipikirkan.